Pembaca terkasih,
Saat ibu Anda terbaring sakit dan tak berdaya, apa yang akan Anda lakukan? Ketika Anda tahu bahwa ibu Anda tak akan bisa bertahan lebih lama lagi, apa yang ingin Anda berikan kepadanya? Ketika Anda ribuan mil jauhnya dan mendengar kabar bahwa kondisi ibu Anda memburuk, apakah Anda bersedia untuk menjenguknya di detik itu juga? Mary Hogan, seperti yang dilansir oleh womansday.com berbagi ceritanya untuk Anda.
"Saat itu hujan turun di New York ketika perawat ibuku meneleponku dari Southern California. Jantungku berdetak cepat--hari yang paling aku takutkan telah datang. Ibu di usianya yang ke-87 di tahap paling akhir sakit ginjal terkena serangan jantung dan stroke pada hari yang sama. \'Aku akan langsung ke sana,\' jawabku dengan perasaan tak karuan berharap ibu bisa bertahan hingga aku tiba di sana."
Selama dua tahun, Mary telah merawat ibunya yang dirawat 3.000 mil jauhnya dari tempat tinggalnya sekarang. Kakak perempuannya meninggal karena kanker payudara pada tahun 2010 lalu. Ayahnya telah meninggalkan mereka puluhan tahun lalu, dan ketiga saudara laki-lakinya tak berbuat banyak. Mary lah yang bertanggung jawab merawat sang ibu baik secara emosi maupun finansial.
"Ketika aku tiba di Los Angeles, ibu tidak sadar dan di bawah perawatan 24 jam rumah sakit. Matanya terpejam dan mulutnya terbuka." Mary tak kuasa melihat kondisi ibunya, hingga ketika sang perawat berkata bahwa hanya telinga ibunya satu-satunya indera yang cukup berfungsi baik, Mary mendekat ke ibunya dan berkata, "I love you, Mom."
Namun, masih ada perasaan yang mengganjal. Ketika Diane kakak perempuannya terkena kanker dan meninggal, Mary tak mengabari ibunya (karena permintaan Diane sendiri). Dan ketika sang ibu pada akhirnya
mengetahui hal tersebut, ia langsung marah kepada Mary.
"Lepaskan ia," kata perawat kepada Mary. Mary berusaha untuk mengajak bicara ibunya, mengenang kembali masa-masa indah yang telah berlalu. Dan ia pun mencoba untuk meminta maaf atas kepergian Diane. Sambil menggenggam tangan ibunya, Mary berkata dengan menggunakan suara yang dimiripkan dengan Diane, "Ini aku, Mom. Diane. Aku datang untuk minta maaf. Aku minta maaf karena tidak mengucapkan selamat tinggal. Tolong, maafkan aku." Mary tak bisa menahan air matanya ketika mengucapkan hal tersebut.
Keesokan paginya pukul 5 pagi, ibu Mary meninggal. "Ia terlihat tenang, dalam kedamaian," ungkap Mary.
Ladies, saat ibu Anda masih hidup, jangan sia-siakan waktu Anda. Selalu sayangi dan kasihi ibu Anda. Siapa tahu hari ini, detik ini, adalah pertemuan terakhir dengan ibu kita.
Sumber:http://m.vemale.com/relationship/keluarga/54036-jika-hari-ini-adalah-hari-terakhir-anda-melihat-ibu-apa-yang-anda-lakukan.html
Saat ibu Anda terbaring sakit dan tak berdaya, apa yang akan Anda lakukan? Ketika Anda tahu bahwa ibu Anda tak akan bisa bertahan lebih lama lagi, apa yang ingin Anda berikan kepadanya? Ketika Anda ribuan mil jauhnya dan mendengar kabar bahwa kondisi ibu Anda memburuk, apakah Anda bersedia untuk menjenguknya di detik itu juga? Mary Hogan, seperti yang dilansir oleh womansday.com berbagi ceritanya untuk Anda.
"Saat itu hujan turun di New York ketika perawat ibuku meneleponku dari Southern California. Jantungku berdetak cepat--hari yang paling aku takutkan telah datang. Ibu di usianya yang ke-87 di tahap paling akhir sakit ginjal terkena serangan jantung dan stroke pada hari yang sama. \'Aku akan langsung ke sana,\' jawabku dengan perasaan tak karuan berharap ibu bisa bertahan hingga aku tiba di sana."
Selama dua tahun, Mary telah merawat ibunya yang dirawat 3.000 mil jauhnya dari tempat tinggalnya sekarang. Kakak perempuannya meninggal karena kanker payudara pada tahun 2010 lalu. Ayahnya telah meninggalkan mereka puluhan tahun lalu, dan ketiga saudara laki-lakinya tak berbuat banyak. Mary lah yang bertanggung jawab merawat sang ibu baik secara emosi maupun finansial.
"Ketika aku tiba di Los Angeles, ibu tidak sadar dan di bawah perawatan 24 jam rumah sakit. Matanya terpejam dan mulutnya terbuka." Mary tak kuasa melihat kondisi ibunya, hingga ketika sang perawat berkata bahwa hanya telinga ibunya satu-satunya indera yang cukup berfungsi baik, Mary mendekat ke ibunya dan berkata, "I love you, Mom."
Namun, masih ada perasaan yang mengganjal. Ketika Diane kakak perempuannya terkena kanker dan meninggal, Mary tak mengabari ibunya (karena permintaan Diane sendiri). Dan ketika sang ibu pada akhirnya
mengetahui hal tersebut, ia langsung marah kepada Mary.
"Lepaskan ia," kata perawat kepada Mary. Mary berusaha untuk mengajak bicara ibunya, mengenang kembali masa-masa indah yang telah berlalu. Dan ia pun mencoba untuk meminta maaf atas kepergian Diane. Sambil menggenggam tangan ibunya, Mary berkata dengan menggunakan suara yang dimiripkan dengan Diane, "Ini aku, Mom. Diane. Aku datang untuk minta maaf. Aku minta maaf karena tidak mengucapkan selamat tinggal. Tolong, maafkan aku." Mary tak bisa menahan air matanya ketika mengucapkan hal tersebut.
Keesokan paginya pukul 5 pagi, ibu Mary meninggal. "Ia terlihat tenang, dalam kedamaian," ungkap Mary.
Ladies, saat ibu Anda masih hidup, jangan sia-siakan waktu Anda. Selalu sayangi dan kasihi ibu Anda. Siapa tahu hari ini, detik ini, adalah pertemuan terakhir dengan ibu kita.
Sumber:http://m.vemale.com/relationship/keluarga/54036-jika-hari-ini-adalah-hari-terakhir-anda-melihat-ibu-apa-yang-anda-lakukan.html
No comments:
Post a Comment