Showing posts with label Goresan Kehidupan. Show all posts
Showing posts with label Goresan Kehidupan. Show all posts

Saturday, 12 April 2014

Setelah Membaca Ini, Aku Berhenti Mencari Arti Cinta


gayahidup.plasa.msn.com


 
Pembaca terkasih,

Apa sih arti cinta itu? Seperti apa cinta itu? Apa definisi cinta sejati itu?
Mungkin kita semua pernah menanyakan hal tersebut. Banyak orang yang disibukkan dengan arti atau definisi cinta. Memang tidak ada yang salah dengan upaya kita mencari arti cinta sejati, tapi mau sampai kapan? Mungkin sudah waktunya kita berhenti sejenak untuk mencari arti cinta, karena cinta itu sebenarnya sudah memiliki artinya sendiri.

Lepaskan penat Anda sejenak. Tarik napas dalam, ambil posisi paling nyaman. Dan, bacalah tiga cerita pendek ini.

Seorang wanita tua selalu datang ke sebuah restoran untuk makan siang. Ia selalu datang di jam yang sama dan duduk di tempat yang sama. Dia selalu memesan dua porsi makanan dan makan satu porsi sendiri dalam diam, tanpa berkata-kata. Hanya saja sesekali, ia tersenyum memandangi sebuah foto. Ternyata itu adalah foto suaminya yang sudah meninggal setahun yang lalu. Dan restoran itu adalah restoran tempat mereka bertemu dan jatuh cinta untuk pertama kali.

Setiap pagi sepasang kakek nenek itu berjalan bersama. Sang kakek akan dengan sabar dan perlahan-lahan menuntun sang nenek untuk berjalan. Sang nenek jalan dengan terbungkuk-bungkuk, langkahnya sangat pelan. Beberapa orang yang ada di jalan raya biasanya hanya melihat mereka sekilas. Kakek dan nenek itu pun terus berjalan bergandengan tangan. Entahlah apakah mereka masih memiliki anggota keluarga atau anak. Tak ada yang tahu dari mana dan ke mana mereka pergi, yang diketahui banyak orang adalah bahwa pasangan tersebut akan melewati sebuah jalan yang sama setiap paginya.

Setiap pulang sekolah, si gadis kecil selalu menyempatkan diri mencari bunga-bunga liar untuk dibawa ke rumah. Jika beruntung ia bisa mendapat beberapa kuntum bunga liar warna-warni, tetapi jika tidak beruntung ia hanya akan membawa satu kuntum bunga saja. Di rumah, ia masukkan bunga itu ke dalam sebuah botol kaca dan meletakkannya di samping ranjang tempat ibunya yang sudah terbaring sakit selama beberapa tahun terakhir. Karena penyakitnya, sang ibu tak bisa bicara dengan jelas. Tapi sebuah senyuman yang diberikan kepada putrinya setiap kali sang putri pulang dengan membawa bunga itu sudah lebih dari sejuta kata cinta.

Jadi, masihkah anda sibuk memikirkan apa itu cinta? apa arti cinta? tak perlu lagi sibuk mencari arti cinta,karena cinta itu sudah memiliki artinya sendiri.

Friday, 28 March 2014

Jika Hari Ini Adalah Hari Terakhir Anda Melihat Ibu, Apa yang Anda Lakukan?

Pembaca terkasih,

Saat ibu Anda terbaring sakit dan tak berdaya, apa yang akan Anda lakukan? Ketika Anda tahu bahwa ibu Anda tak akan bisa bertahan lebih lama lagi, apa yang ingin Anda berikan kepadanya? Ketika Anda ribuan mil jauhnya dan mendengar kabar bahwa kondisi ibu Anda memburuk, apakah Anda bersedia untuk menjenguknya di detik itu juga? Mary Hogan, seperti yang dilansir oleh womansday.com berbagi ceritanya untuk Anda.

"Saat itu hujan turun di New York ketika perawat ibuku meneleponku dari Southern California. Jantungku berdetak cepat--hari yang paling aku takutkan telah datang. Ibu di usianya yang ke-87 di tahap paling akhir sakit ginjal terkena serangan jantung dan stroke pada hari yang sama. \'Aku akan langsung ke sana,\' jawabku dengan perasaan tak karuan berharap ibu bisa bertahan hingga aku tiba di sana."

Selama dua tahun, Mary telah merawat ibunya yang dirawat 3.000 mil jauhnya dari tempat tinggalnya sekarang. Kakak perempuannya meninggal karena kanker payudara pada tahun 2010 lalu. Ayahnya telah meninggalkan mereka puluhan tahun lalu, dan ketiga saudara laki-lakinya tak berbuat banyak. Mary lah yang bertanggung jawab merawat sang ibu baik secara emosi maupun finansial.

"Ketika aku tiba di Los Angeles, ibu tidak sadar dan di bawah perawatan 24 jam rumah sakit. Matanya terpejam dan mulutnya terbuka." Mary tak kuasa melihat kondisi ibunya, hingga ketika sang perawat berkata bahwa hanya telinga ibunya satu-satunya indera yang cukup berfungsi baik, Mary mendekat ke ibunya dan berkata, "I love you, Mom."

Namun, masih ada perasaan yang mengganjal. Ketika Diane kakak perempuannya terkena kanker dan meninggal, Mary tak mengabari ibunya (karena permintaan Diane sendiri). Dan ketika sang ibu pada akhirnya
mengetahui hal tersebut, ia langsung marah kepada Mary.

"Lepaskan ia," kata perawat kepada Mary. Mary berusaha untuk mengajak bicara ibunya, mengenang kembali masa-masa indah yang telah berlalu. Dan ia pun mencoba untuk meminta maaf atas kepergian Diane. Sambil menggenggam tangan ibunya, Mary berkata dengan menggunakan suara yang dimiripkan dengan Diane, "Ini aku, Mom. Diane. Aku datang untuk minta maaf. Aku minta maaf karena tidak mengucapkan selamat tinggal. Tolong, maafkan aku." Mary tak bisa menahan air matanya ketika mengucapkan hal tersebut.

Keesokan paginya pukul 5 pagi, ibu Mary meninggal. "Ia terlihat tenang, dalam kedamaian," ungkap Mary.

Ladies, saat ibu Anda masih hidup, jangan sia-siakan waktu Anda. Selalu sayangi dan kasihi ibu Anda. Siapa tahu hari ini, detik ini, adalah pertemuan terakhir dengan ibu kita.



Sumber:http://m.vemale.com/relationship/keluarga/54036-jika-hari-ini-adalah-hari-terakhir-anda-melihat-ibu-apa-yang-anda-lakukan.html

Sunday, 16 March 2014

Semangkuk Bakso

Pembaca terkasih

Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.

"Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!"

Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.

Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.

"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.

"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.

"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."
Putri pun segera duduk di dalam.

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang.

"Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang."

"Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho."
Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"

Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega.

"Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."

"Ibu, maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.

dikutip dari http://www.michaelyamin.net/

Penantian Sang Ayah

Pembaca terkasih
 
Tersebutlah seorang ayah yang mempunyai anak. Ayah ini sangat menyayangi anaknya. Di suatu weekend, si ayah mengajak anaknya untuk pergi ke pasar malam. Mereka pulang sangat larut. Di tengah jalan, si anak melepas seat beltnya karena merasa tidak nyaman. Si ayah sudah menyuruhnya memasang kembali, namun si anak tidak menurut.

Benar saja, di sebuah tikungan, sebuah mobil lain melaju kencang tak terkendali. Ternyata pengemudinya mabuk. Tabrakan tak terhindarkan. Si ayah selamat, namun si anak terpental keluar. Kepalanya membentur aspal, dan menderita gegar otak yang cukup parah. Setelah berapa lama mendekam di rumah sakit, akhirnya si anak siuman. Namun ia tidak dapat melihat dan mendengar apapun. Buta tuli. Si ayah dengan sedih, hanya bisa memeluk erat anaknya, karena ia tahu hanya sentuhan dan pelukan yang bisa anaknya rasakan.

Begitulah kehidupan sang ayah dan anaknya yang buta-tuli ini. Dia senantiasa menjaga anaknya. Suatu saat si anak kepanasan dan minta es, si ayah diam saja. Sebab ia melihat anaknya sedang demam, dan es akan memperparah demam anaknya. Di suatu musim dingin, si anak memaksa berjalan ke tempat yang hangat, namun si ayah menarik keras sampai melukai tangan si anak, karena ternyata tempat ‘hangat’ tersebut tidak jauh dari sebuah gedung yang terbakar hebat. Suatu kali anaknya kesal karena ayahnya membuang liontin kesukaannya. Si anak sangat marah, namun sang ayah hanya bisa menghela nafas. Komunikasinya terbatas. Ingin rasanya ia menjelaskan bahwa liontin yang tajam itu sudah berkarat., namun apa daya si anak tidak dapat mendengar, hanya dapat merasakan. Ia hanya bisa berharap anaknya sepenuhnya percaya kalau papanya hanya melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Saat-saat paling bahagia si ayah adalah saat dia mendengar anaknya mengutarakan perasaannya, isi hatinya. Saat anaknya mendiamkan dia, dia merasa tersiksa, namun ia senantiasa berada disamping anaknya, setia menjaganya. Dia hanya bisa berdoa dan berharap, kalau suatu saat Tuhan boleh memberi mujizat. Setiap hari jam 4 pagi, dia bangun untuk mendoakan kesembuhan anaknya. Setiap hari.

Beberapa tahun berlalu. Di suatu pagi yang cerah, sayup-sayup bunyi kicauan burung membangunkan si anak. Ternyata pendengarannya pulih! Anak itu berteriak kegirangan, sampai mengejutkan si ayah yg tertidur di sampingnya. Kemudian disusul oleh pengelihatannya. Ternyata Tuhan telah mengabulkan doa sang ayah. Melihat rambut ayahnya yang telah memutih dan tangan sang ayah yg telah mengeras penuh luka, si anak memeluk erat sang ayah, sambil berkata. “Ayah, terima kasih ya, selama ini engkau telah setia menjagaku.”

dikutip dari http://www.michaelyamin.net/

Saturday, 15 March 2014

Kematian Yang Indah

Pembaca Terkasih

Lima Belas Doa dan Janji Yesus pada Santa Brigita dari swedia aku jalani setiap pagi karena doa aku khususkan untuk ibuku yang sedang sakit, bahkan devosi ini sudah melewati satu tahun, tapi aku tidak ingin berhenti. Beberapa jiwa datang mengunjungiku dalam mimpi, namun ada salah satu jiwa datang padaku yang aku sungguh tidak mengenal dia.

“Jika kamu ingin membuat ibumu bahagia, maka yang rukun.” Hanya itu, kata-katanya ganjil, sehingga akhirnya ada sesuatu yang membimbingku untuk membuka buku Devosi Kepada Kerahiman Ilahi dan aku mulai berdoa Novena Kerahiman Ilahi yang diawali tepat pada hari Jumat Agung, 14 April 2006.

Akhir april ibu sudah sulit makan, dan minta bertemu dengan kakakku yang pertama, saat itu juga ibuku Sakramen Perminyakan.
“Aku akan mengunjungi ibumu pada tanggal 13 Mei 2006″ suara itu demikian lembut dan tenang, di dalam gereja Santo Antonius Muntilan, namun aku tepis semua perasaan itu, aku pikir ini hanya suara hatiku yang ingin sedikit merasa tenang. Tapi Almarhum Bapakku datang lewat mimpi “Datanglah ke malang tanggal 13 mei, berdoalah untuk kesembuhan ibu, ajak juga mbakyu-mbakyumu”. Sekali lagi aku tidak mengerti maknanya.

Bapa disurga sungguh berkarya, aku tidak melakukan apa-apa, dengan mudahnya kami bisa berkumpul di Malang, kami menyanyikan lagu-lagu Maria dan berdoa bersama memberi dukungan pada ibu agar berani memanggul salib. Keesokan harinya, hari minggu sakit ibu makin kritis, dan sungguh si luar dugaan,ibu dengan mudah menelan komuni dari kunjungan frater.

Dari pemeriksaan di rumah sakit ternyata sebagian organ didalam tubuh sudah tidak dapat berfungsi dengan baik, ibu harus opname dengan berbagai macam selang di tubuhnya.
Akhir mei, selesai sudah Doa rosarioku pada bulan Maria, malam itu menurut dokter ibu tidak bisa bertahan lagi, aku hanya bisa melamun tidak tidur hingga pagi dan tidak ada telpon berarti ibuku masih bertahan. Dan aku bersiap berangkat ke Malang.

“Aku akan mengunjungi ibumu pada sabtu pertama” aku mendengar suara lembut itu lagi, pagi hari di gereja santo Yohanes muntilan, kembali aku tidak ingin berkhayal. Sampai di Malang kami semua berdoa koronka, karena doa itu baik untuk orang yang mendekati ajal. Menurutku kalender jawa mungkin minggu atau senin, tetapi kakak-kakakku bahwa sabtu pertama Bunda Maria akan datang.
Kembali aku berfikir bahwa aku seperti peramal, aku lupakan sabtu pertama. Dan ternyata memang benar, Sabtu Pertama 3 Juni 2006 ibuku ndherek Dewi Maria dan meninggalkan kami yang telah berjanji akan hidup rukun. Bunda Maria menepati janjinya.

Setelah semua berlalu, aku merenungkan makna dari semua ini hingga akhirnya aku menemukan majalah AVE MARIA yang ada sedikit korelasinya dengan peristiwa yang kami alami.
Itu adalah sepenggal pengalaman dari seorang yang selalu berusaha dekat dengan Sang Pencipta, kunjungi juga artikel pengalaman nyata yang lainya

Saturday, 8 March 2014

ANTARA MONEY DAN HAPPY

Antara Money dan Happy


Oke kali ini saya ingin berbagi sebuah pengalaman hidup. Menurut anda apa sih hidup itu??apa hanya sekedar bangun pagi, mandi, kerja, kuliah (bagi yang kuliah),kegiatan-kegiatan di luar rumah, pulang larut malam, tidur (dan seterusnya) setiap hari berputar selalu seperti itu??. Anda happy dengan keadaan ini ?tentu saja tidak. Karena sudah tidak asing dengan rutinitas yang setiap hari di lakukan (it's so fun) tapi... apa benar anda sangat menikmati kesibukan itu?? Atau.... pernah ada satu titik dimana semua aktifitas itu terasa begitu membosankan ??? pasti pernah,, bukan bagitu??

Ada seseorang yang berkata kalau "EGOIS" itu perlu.. Emmm menurutku memang benar,
Egois dalam arti dimana titik jenuh itu semakin terasa, saat terfikir bahwa ternyata tidak ada waktu untuk memanjakan diri tanpa setumpuk aktifitas.,. Hey apakah anda tau?? kinerja yg baik adalah jiwa yang sehat dan ceria, anda bisa mencobanya, ambil satu  hari untuk anda berlibur, lupakan rutinitas sejenak, anggaplah hari libur adalah "i't my days "lakukan apa yg membuat anda bahagia, entah itu jalan2,kepantai, lakukan aktifitas apapun untuk membuat anda "HAPPY" di hari itu.

Eeeiiittss....!!! tunggu duluu....jangan terlalu berlebihan tentunya ..karena anda harus istirahat yang cukup, krna tidak mungkin esok hari kembali bekerja dengan badan yang pegal-pegal bukan (kecuali libur anda lebih dari 3 hari :D ).


Baiklaaah saya rasa cukup, akhir kata saya akan mencontek sebuat kata-kata pada iklan "healthy  inside fresh outside"  terimakasih sudah membaca... :D