Pembaca terkasih,
Rekan kerja pemalas memang membuat gemas. Apalagi jika sosok tersebut termasuk pada tipe yang selalu membanggakan dirinya. Anda yang bekerja keras, kok, dia yang dengan bangga menunjukkan keberhasilannya?
Jangan buru-buru malas berhubungan dengan tipe rekan kerja seperti ini. Pasalnya, apabila didiamkan dia bisa saja merusak suasana hati Anda di kantor. Lebih parahnya, bagaimana jika ia terus menjadi benalu dalam tim Anda? Nah, lebih baik, segera atasi agar kekesalan Anda tak berlarut-larut.
Penugasan Jelas
Sebelum melaporkan pada atasan, lebih baik kumpulkan terlebih dahulu informasinya. Apakah benar Si Rekan Kerja ini pemalas, atau Anda saja yang kebetulan tak pernah melihatnya bekerja? Anda bisa mulai dengan menanyakan sampai mana tugas telah dikerjakan. Apakah ia selalu tepat waktu atau tidak? Apakah ia mengerjakan tugas yang diberikan padanya dengan baik? Untuk mengukur ini, maka diperlukan adanya sistem penugasan dan deadline yang jelas di kantor Anda.
Pasalnya, bila rekan kerja memang tak pernah mematuhi tugas-tugas yang diberikan kantor, Anda baru memiliki alasan untuk mengadukannya jika sudah sangat mengganggu.
Komunikasi
Saat berbicara dengannya, buat pendekatan seolah Anda dan dia memiliki satu persoalan yang perlu diselesaikan bersama. Memulai pembicaraan dengan mengutarakan keluhan Anda mengenai cara bekerjanya bisa-bisa membuatnya defensive. Alhasil, apa yang Anda bicarakan selanjutnya tak lagi dianggap sebagai niat baik.
Jadi alih-alih mengomentari atau mengeluhkan performanya di kantor, coba untuk mencari tahu alasan di balik tingkah lakunya selama ini. Saat Anda dan rekan kerja bisa saling mencari jalan keluar dan memahaminya bersama, pasti tim pun akan lebih kuat, kan? Jangan terpancing untuk menggosipkan etos kerjanya pada orang lain karena akan membuat semua malah runyam.
Ambil Inisiatif
Pada kondisi terdesak, tak ada salahnya menunjukkan bahwa Anda dapat mengambil tanggung jawab, meski sebenarnya bukan tugas Anda. Sebagai contoh, rekan kerja ditugaskan untuk presentasi pada klien besar dan dia kebingungan karena kurang persiapan, segera ambil inisiatif untuk menawarkan diri dan lakukan yang terbaik.
Kadang, memberi contoh seperti ini akan membuat orang lain merasa malu dan termotivasi juga, lho. Percaya lah, usaha Anda tak hanya akan menyelamatkan nama baik perusahaan di depan klien atau kompetitor, tapi juga mencipta kepercayaan atas kemampuan Anda di depan rekan kerja. Syukur-syukur, ini menularkan semangat dan motivasi juga, kan, untuk yang lain?
Berani Bilang Tidak
Pada akhirnya, tak heran apabila seseorang yang dipercaya atau diandalkan akan selalu dimintai bantuan, baik oleh atasan atau rekan selevel. Tak ada salahnya memang jika sesekali saja. Akan tetapi, lain hal bila niat Anda membantu ujungnya dijadikan kewajiban. Saat Anda tak membantu, rekan kerja malah menyalahkan atau bahkan marah, misalnya.
Jika demikian, jangan sungkan untuk mengatakan tidak. Ingat, nama baik perusahaan pun tak hanya Anda yang memegangnya. Semua harus ikut menyumbang usaha jika mereka masih bekerja di sana, bukan? Dengan demikian, Anda telah menghargai tenaga sendiri dan melatih orang lain untuk memperlakukan Anda sebagaimana harusnya.
Lupakan Keadilan
Sadari saja bahwa memikirkan apa yang adil dan tidak dalam hal beban kerja adalah kesia-siaan. Berpendapat bahwa beban kerja yang Anda miliki tak sebanding dengan rekan kerja dan ini tak adil, tak akan menghasilkan solusi apapun. Lebih baik, fokus pada tugas yang Anda miliki dan lakukan yang terbaik. Ingat saja bahwa semua akan ada manfaatnya. Itu baru tidak sia-sia.
No comments:
Post a Comment