Thursday 27 March 2014

De Javu, apa kalian pernah mengalami fenomena ini?

Pembaca terkasih,

Kita pasti pernah merasakan di mana kita merasa pernah mengunjungi sebuah tempat kemudian tidak asing lagi dengan tempat tersebut. Saya yakin sebagian para pembaca pernah mengalaminya, bahkan malah semua orang hampir sering merasakanya. Kita sering menyebutnya De Javu. Yang berarti Kata De Javu yang mana kata ini berawal dari bahasa perancis yang jika di artikan maka "telah melihat".

Kata tersebut mempunyai turunan jika di telisik deja vecu yang berarti (sudah mengalami),deja sentri (sudah memikirkan),kemudian deja visite (telah mengunjungi). Salah satu ilmuwan yang bernama Emile Boirac. Dia adalah satu-satunya ilmuan yang mengawali pembelajaran tentang hal ini, penelitian tersebut di awali pada tahun 1876. Jika kita mau memahami dengan bahasa perancis, De Javu memiliki lawan kata dengan kata Jamais Vu yang artinya tidak pernah melihat. De Javu berlangsung ketika kita sulit mengingat kejadian yang pernah kita alami sebelumnya. Sebelumnya , saya perlu mengenalkan lebih dulu apa yang di maksud dengan Recognition Memory.

Recognition Memory
Apa itu Recognition Memory ? Recognition Memory yaitu sejenis ingatan dimana kita sadar tentang kejadian yang baru kita alami saat ini sesungguhnya telah kita alami sebelumnya. Recognition Memory ini terdapat 2 tipe yang berflukuasi dalam otak ,yang mana dia adalah Recollection dan Familiarity. Kamu dapat mengucapkan Recollection ini sebagai ingatan kembali,yang mana kamu dapat mengingat-ingat secara pasti kapan dan juga apa kejadian yang sesungguhnya sudah terjadi. Sebagai contoh, waktu kamu menjumpai seorang kakek-kakek di Stasiun, Fikiran kamu sadar jika sesungguhnya kamu pernah berjumpa dengan kakek-kakek itu di dalam kereta. Nah ingatan inilah yang kita disebut recollection/pengumpulan kembali. Tetapi kalau Familiarity yaitu kebalikannya, yang mana pada waktu otak kamu tidak mampu mengingat seseorang yang telah kita jumpai itu. De Javu ini masuk pada tipe Familiarity.


Sewaktu De Javu ini kita alami, kamu akan ngerasa tidak asing dengan kejadian yang sedang berlangsung, akan tetapi kita lupa dimana dan kapan kamu menghadapinya. Ada sekurangnya 60-70% Manusia mengalami Fenomena De Javu, meskipun hanya sekali.

Teori Tentang De Javu
Emile Boirac memang telah meneneliti tentang de javu ini,akan tetapi dia gagal mengungkap mengenai dejavu ini. dari kegagalan itu lalu beberapa peneliti ingin mengungkap tentang de javu yang orang orang masih belum mengenal terlalu dalam. Alhasil dari penelitian penelitian itu membuahkan beberapa teorai tentang de javu,kurang lebih sekitar 40 teori yang paling terkenal telah di temukan.Saya tidak akan menjelaskan semuanya,hanya teori yang paling sering digunakan saja yang akan di bahas,dan 2 teori yaang menurut saya lebih utama adalah Teori Sigmund Freud dan teori ponsel (perhatian terpecah)

Teori Sigmund Fraud
Sigmund Fraud percaya ketika seseorang mengalami de javu secara spontan ia akan teringat memori di alam bawah sadarnya,tapi tidak sepenuhnya terjadi karena terhalang alam sadarnya,meskipun begitu perasaan familiar akan tetap terasa.Perasaan itulah yang menyebabkan de javu bisa terjadi.

Teori Ponsel (Perhatian Terpecah)
Seorang peneliti bernama Dr Alan Brown pernah melakukan sebuat riset untuk menciptakan de javu.Dalam percobaanya dia memberi sugesti subliminal pada subyek penelitiannya.Subliminal berarti beroperasi di bawah kesadaran.Dr Alan menunjukkan beberapa foto dengan lokasi yang berbeda-beda pada sekumpulan pelajar dan mereka tak pernah melihat foto itu sebelumnya.Tapi sebelum uji coba dilakukan,terlebih dulu foto tersebut ditayangkan pada layar dengan kecepatan 10 milidetik.Kecepatan yang cukup bagi otak manusia untuk menyimpan sebuah informasi,tapi tak cukup bagi para pelajar itu untuk menyadari foto yang tayang sangat cepat tadi.

Setelah itu,pelajar tersebut ditanya tentang foto lokasi itu dan mereka mengatakan pernah melihatnya tapi tak bisa menyebutnya dengan pasti kapan dan dimana.Contoh pehatian terpecah ini gampang kita temui di kondisi sekeliling kita,contohnya : ketika kita sedang ngobrol dengan teman kita di rumahnya,perhatian kita tidak akan hanya berfokus pada teman kita.Kadang mata kita melihat bentuk rumah dan benda-benda disekitarnya.Informasi tentang rumah itu,masuk ke otak tapi kita tak menyadarinya karena fokus kita adalah berbicara dengan teman.Informasi tadi akan masuk ke alam bawah sadar,dan bisa terpanggil lagi saat beberapa lama kita tak mengunjungi tempat itu,lalu melihat rumah itu lagi.

Sumber: http://terungkaplagi.blogspot.com/2013/10/fenomena-dejavu.html

No comments: